Selasa, 18 November 2008

Terorisme Atau Jihad?

Sanggahan Ilmiah terhadap buku “Aku Melawan Teroris” karya Imam Samudera (semoga ALLOH mengampuni dosa-dosanya)

oleh:

Al Ustadz Ja’far Umar Thalib hafizahullohu

Hadirin Sekalian yang saya muliakan dan saya cintai, saya diminta untuk berbicara dalam acara bedah buku ini mengenai buku “Aku Melawan Teroris” karya saudara kita Imam Samudera, dan ini untuk kedua kalinya, Karena bedah buku maka pembahasannya tentang isi buku ini.

Saya membaca buku ini, saya sedih dengan kenyataaan yang ada pada umat ini yaitu saudara Imam Samudera ini adalah salah satu korban dari sekian banyak korban kesalahan dalam mengambil manhaj atau thariqah yakni cara memahami Alqur’an was Sunnah. Pada halaman-halaman pertama buku ini sampai halaman 70 saya semula senang dengan pemaparan dari saudara Imam Samudera, karena yang dikatakan olehnya bahwa dia memahami Islam dengan jalan atau cara pemahaman para sahabat nabi, para tabi’in dan tabi’it tabi’in. Kemudian ketika mulai membahas permasalahan-permasalahan kasus-kasus yang ada sekarang disitu saya melihat kerancuan pada diri saudra Imam Samudera penulis buku ini. Dimana rujukan dalam apa yang dia sebutkan dengan para ulama kaliber internasional dalam menempuh manhaj Salafus Shalih itu dia sebutkan disamping para ulama dari kalangan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah seperti Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi’i, Syaikh Rabi Al Madkhali, Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Syaikh Bin Baz, Syaikh Al Albani, kemudian disebutkan pula tokoh-tokoh seperti apa yang diistilahkan olehnya seperti Syaikh Salman bin Fahd Al Audah, Syaikh DR Safar Al Hawali dan Syaikh DR Aiman Az Zawahiri.

Dari ini saya mulai melihat adanya kerancuan pada pemahaman beliau ini karena tokoh yang disebutkan seperti Salman Bin Fahd Al Audah ini sesungguhnya salah satu tokoh bersama DR Safar Al Hawali dan tokoh-tokoh lain di Saudi yang sedang berperang melawan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, tetapi mengaku sebagai Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.

Kelihatannya memang saudara Imam Samudera ini kekurangan informasi tentang pergolakan yang sedang terjadi di Saudi dari tokoh-tokoh Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Seandainya saudara Imam Samudera itu sempat membaca buku karya Syaikh Rabi Bin Hadi Al Madkhali ini berjudul “Ahlul Hadits Hum At thaifah Al Manshurah An Najiah, Hiwar Ma’a Salman Al Audah” satu buku yang membongkar penyimpangan-penyimpangan Salman Al Audah dan penentangannya terhadap pemahaman Salafus Shalih maka mungkin saudara Imam Samudera akan tidak menyertakan tokoh semacam Al Audah ini sebagai tokoh-tokoh Ahlus Sunnah bersama dengan para ulama yang disebutkanya. Juga seandainya Saudara Imam Samudera membaca buku yang ditulis oleh Syaikh Abdul Malik bin Ahmad Al Mubarak Ramadhani Al Jazairi berjudul Madarikun Nadzar Fis Siyasah Baina Tathbiqat As Syar’iah” dimana isi buku ini membongkar kedustaan-kedustaan dan pengkhianatan dari DR Safar Al Hawali dalam pemaparannya tentang berbagai kejadian, terutama perang teluk waktu itu, serangan Iraq ke Kuwait dan permintaan bantuan pemerintah Saudi ke Amerika niscaya saudara Imam Samudera tidak akan mencantumkan DR Safar Al Hawali sebagai deretan tokoh-tokoh yang dia katakan sebagai ulama Kaliber internasional yang menempuh manhaj Salafus Shalih.

Kerancuan ini tidak sesederhana yang kita duga, justru ini akan membawa kepada berbagai sikap dan kemudian dilanjutkan dengan berbagai tindakan yang disangkanya sebagai suatu amalan ibadah tertinggi yaitu jihad, tapi ternyata itu adalah perbuatan penyimpangan. Hukum-hukum yang dia sebutkan disini seperti di halaman 97 sampai halaman 100 dimana dia menyatakan hukum bahwa umat Islam ini terluka karena Al Haramain (Makkah dan Madinah) telah diduduki oleh Amerika, oleh salibis Zionis. Kemudian disejajarkan peristiwa pendudukan Al Haramain (Makkah dan Madinah) oleh Salibis Zionis dengan pendudukan Zionis terhadap Al Masjidil Aqsa di Yerusalem. Dengan dasar ini maka dia terlihat sangat kecewa dengan informasi seperti itu, dan berpijak dari informasi seperti itu diapun menyatakan kemarahan besar terhadap kekuatan-kekuatan yang menduduki Al Haramain (Makkah dan Madinah) sebagai penjajah dua tanah haram itu yaitu dalam hal ini Amerika Serikat. Maka kemudian dia juga menghukumi dengan ini para ulama yang disebutkan olehnya tadi sebagai kaliber internasoinal yang bermanhaj Salafus Shalih seperti Syaikh bin Baz dan Syaikh bin Utsaimin, dia hukumi sebagai ulama yang tidak mempunyai wawasan politik sehingga ditipu oleh Raja Fahd bin Abdul Aziz Al Su’ud untuk mengeluarkan fatwa tentang bolehnya meminta bantuan kepada Amerika Serikat, mengundang Amerika Serikat untuk menduduki kedua tanah haram tersebut.

Padahal kalau seandainya informasi yang disebutkan oleh saudara Imam Samudera disini, yakni dasar informasi dia untuk menyatakan bahwa dua tanah haram telah diduduki oleh Amerika Serikat ialah buku karya DR Safar Al Hawali buku yang berjudul Kasyful Hummah ‘An Ulamaa’il Ummahkalau dilihat tahunnya bagaimana Imam Samudera membaca buku dan sebagainya, kelihatanya saya lebih dulu membaca buku ini dari pada dia, wallahu A’lam. Saya ketika membaca buku ini sama perasaaanya dengan beliau, sangat kecewa dengan kenyataan tersebut. Saya sangat kecewa dengan kenyataan yang dipaparkan oleh DR Safar Al Hawali didalam buku ini dan saya juga mempunyai keyakinan seperti keyakinan Imam Samudera bahwa Al Haramain telah diduduki oleh tentara salibis Amerika Serikat. Tetapi dua tahun setelah terbitnya buku ini kemudian saya mendapatkan buku Madarikun Nadzar Karya Syaikh Abdul Malik Ramadhani Al Jazairi yang ternyata membongkar berbagai kebohongan dan kepalsuan DR Safar Al Hawali dalam informasi-informasinya itu, Masya Allah saya jadi lega luar biasa ternyata apa yang di informasikan oleh DR Safar Al Hawali tentang pendudukan Amerika terhadap Makkah dan Madinah itu adalah informasi-informasi politik atau dengan kata lain informasi-informasi bohong dan dusta. Kemudian juga saya sempat mempunyai pikiran ketika membaca buku yang dibaca oleh oleh Imam Samudera ini yaitu Safar Al Hawali dan Salman Al Audah, saya sempat mempunyai pandangan miring terhadap para ulama seperti pada Syaikh bin Baz, kenapa memberi fatwa demikian? kenapa membolehkan pemerintah Saudi meminta bantuan pasukan Amerika untuk melawan ancaman Iraq? karena itulah saya mempunyai pandangan seperti pandangan Imam Samudera bahwa ulama itu hanyalah perkara hukum haidh dan hukum nifas saja keahliannya. Seperti pandangan tokoh Mu’tazilah dalam mengejek para ulama Ahlul Hadits dimana dikatakan bahwa ulama Ahlul Hadits itu pengetahuanya hanya seputar celana dalam wanita yaitu hukum-hukum haid dan nifas. Dan ternyata omongan ini tidak terasa saya konsumsi dari tulisan-tulisan Salman Al Audah dalam Silsilatul Ghuraba.

Salman Al Audah memaparkan bahwa para ulama itu tidak mempunyai wawasan politik sama sekali jadi kalau perkara politik jangan kesana rujukannya sebaiknya kepada para politikus, sedangkan dalam perkara hukum-hukum haidh dan nifas itu kepada para ulama tersebut, persis seperti itu. Maka alhamdulillah saya bersyukur kepada Allah, saya tidak menjadi korban penyimpangan dan kedustaaan informasi yang dilakukan oleh tokoh-tokoh yang sedang memerangi Ahlius Sunnah wal Jama’ah seperti Safar Hawali dan Salman Al Audah ini, dan tokoh-tokoh lain seperti Aid Al Qarni atau DR Nashir Al Umari. Alhamdulillah Allah membimbing saya untuk jangan percaya kepada satu buku saja atau jangan percaya pada satu tokoh saja, hendaknya seorang untuk mengambil kesimpulan itu mencari berbagai keterangan dari berbagai tokoh terutama para ulama.

Ketika pada tahun 1996 saya berkesempatan untuk berkunjung ke Syaikh bin Baz Rahimahullah dan saya tanyakan langsung perkara ini; kenapa anda memberi fatwa bolehnya isti’anah bil kuffar (meminta pertolongan kepada orang kafir) dalam menghadapi ancaman dari Iraq waktu itu. Beliau -dengan sabar karena melihat kebodohan saya- menerangkan: “Bahwa isti’anah (minta tolong) dalam kondisi kelemahan kita kepada kekuatan kuffar ini pernah dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Aalihi Wasallam dan para sahabatnya. Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Aalihi Wasallam mencoba untuk hijrah ke Tha’if dan ternyata ditolak oleh penduduk Tha’if dan akhirnya kembali ke Mekkah, maka dalam kondisi bercucuran darah kaki beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Aalihi Wasallam karena dilempari batu oleh penduduk Tha’if dan ini dalam kondisi selemah-lemahnya posisi; berhubung Abu Thalib telah meninggal dunia, Khadijah Bintu Khuwailid meninggal dunia, tidak ada lagi pembela bagi beliau. Maka ketika belau Shallallahu ‘Alaihi Wa Aalihi Wasallam mau masuk ke Makkah, beliau minta tolong kepada seorang musyrik yang kemudian memberikan pembelaan dan mengumumkan di Ka’bah bahwa Muhammad hari ini dibawah perlindungan saya. Dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Aalihi Wasallam pun masuk ke Mekkah dengan sebab itu. Dan demikian pula hal ini dilakukan oleh Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu, juga para Shahabat yang lainya ketika mereka hijrah pertama dari Makkah menuju ke Habasyah (Ethiopia). Dimana Raja Ethiopia adalah seorang Nashrani sehinggga dengan sebab itu adalah boleh beristi’anah (minta tolong) kepada kuffar dalam menghadapi bahaya terhadap kaum Muslimin”. Saya katakan kepada Syaikh: “Mereka minta tolong kepada orang kafir untuk menghadapi orang kafir, kenapa Syaikh anda memfatwakan bolehnya minta tolong kepada orang kafir untuk menghadapi kaum muslimin???”. Beliau juga dengan sabar melihat kebodohan saya, menjawab “Sesungguhnya kenyataan yang dilakukan kaum Muslimin di Iraq, tidak diragukan bahwa mereka adalah kaum Muslimin, tetapi mereka dibawah perintah Saddam Husain yang mempunyai pemikiran sosialis yang ekstrim, dibawah kendali seorang katoliki bernama Misyair Aflaq yang menggantung para ulama Iraq di Baghdad dan di Bashrah dan di beberapa tempat yang lainya. Dengan kenyataaan itu dan dengan qarinah yakni indikasi sepeti itu, kita melihat bahwa memang harus menghindari mafsadah yang lebih besar dengan menolak upaya Saddam Husain untuk melakukan penyerangan ke wilayah-wilayah Muslimin lainya yang sangat di khawatirkan dengan indikasi-indikasi itu tadi bahwa nasibnya kaum Muslimin diwilayah lain akan sama dengan nasib kaum Muslimin di Iraq yakni dibawah kepemimpinan Saddam Husain”. Demikian beliau membawakan tentang kaidah yang disepakati oleh para ulama dimana beliau menyatakan “apabila menghadang kita dua mafsadah atau dua kerusakan yang sama-sama rusak maka dalam kondisi demikian dipilih mana yang paling ringan dari kedua mafsadah tersebut”. Maka yang paling ringan ialah kita beristi’anah bil Kuffar (minta bantuan orang-orang kafir) dengan waktu tertentu, yaitu apabila mereka telah selesai menjalankan tugas yang kita bebankan kepadanya yaitu membantu kita untuk menolak atau memukul mundur serangan Iraq, maka mereka kita minta untuk kembali ke negerinya (jawab Syaikh Bin Baz). Saya katakan apakah itu terlaksana?, Syaikh menjawab: Ya terlaksana dan mereka pun pulang. Katanya masih ada tentara Amerika disini?. Beliau mengatakan “Tentara Amerika disini ialah perwira Amerika saja sebagai instruktur untuk memberikan bantuan-bantuan keahlian militer, kerjasama militer bagi tentara-tentara Saudi”. Jadi 120 atau berapa angka-angka yang disebutkan Safar Al Hawali itu bagaimana (imbuh Ustadz Ja’far). Syaikh menjawab “Kau Lihat apa ada tentara Amerika di jalan-jalan?”. Jadi hanya di camp militer dan itupun tidak mencapai jumlah tersebut yaitu hanya terbatas perwira-perwira tentara Amerika yang ditugaskan sebagai instruktur untuk menggunakan alat-alat militer yang di impor dari Amerika.

Maka dari ini saya melihat memang luar biasa dahsyatnya gerakan untuk membikin pemalsuan informasi tentang Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dan tentang para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Kalau saudara Imam Samudera mengatakan bahwa Syaikh Bin Baz dan para Ulama itu tidak mempunyai wawasan politik sehingga ditipu oleh Raja Fahd, maka ketika saudara Imam Samudera membangga-banggakan kondisi jihad di Afghanistan waktu menghadapi Uni Soviet, sesungguhnya keberangkatan dia Ke Afghanistan itu kalau dirunut asalnya adalah merupakan salah satu daripada jasa Syaikh Bin Baz Rahimahullah yang dikatakan oleh dia sebagai ulama Qa’idin yang tidak ikut perang.

Syaikh Bin Baz adalah ulama yang pertama yang melancarkan internasionalisasi jihad di Afghanistan melawan Uni Soviet, Syaikh menyatakan bahwa menolong kaum kaum Muslimin di Afghanistan adalah Jihad fii Sabilillah, maka berduyun-duyun seluruh kaum Muslimin berrangkat kesana pada waktu itu dan bantuan kaum Muslimin terutama dari negara-negara teluk yakni kaum Muslimin penduduk negara-negara teluk yaitu negara-negara Arab di sekitar teluk. Demikian besarnya ke Jihad Afghanistan adalah dengan fatwa dari Syaikh Bin Baz Rahimahullah.

Ketika Imam Samudera masih di alam arwah belum masuk kerahim ibunya, Syaikh Bin Baz ketika masih dalam usia 10 tahun sudah berjihad melawan kekuatan-kekuatan Inggris di Saudi, ketika kekutan Inggris mau menduduki Najd. Dan terjadi perlawanan kaum Muslimin disana Syaikh Bin Baz termasuk daripada yang melawan tentara Inggris itu, ketika Imam Samudera masih di alam arwah.

Jadi kemudian dalam pembahasan berikutnya yang saya lihat didalam buku ini dimana Imam Samudera membeberkan tentang apa yang diistilahkan dengan bom Syahid atau bom bunuh diri. Dia disini menggambarkan adanya perselisihan para ulama dan kemudian dia membikin kategori Ulama Ahlits Tsughuur dan ulama Al Qa’idin. Ulama Ahlis Tsughuur menurut dia ialah ulama yang ada di medan tempur, menyaksikan dan merasakan berbagai problema pertempuran di medan perang. Kemudian ulama Al Qai’diin yaitu ulama yang duduk-duduk saja, yang hanya membaca kitab-kitab fiqh. Dalam kategori kedua ini, Imam Samudera menggolongkan Syaikh Bin Baz dan para Ulama internasional yang bermanhaj salaf adalah termasuk kategori Ulama Al Qa’idin, yakni Ulama yang duduk-duduk saja yang tidak mengerti medan jihad yang sesungguhnya, karena hanya duduk-duduk saja. Sedangkan yang dikategorikan ulama Ahlits Tsughuur ialah dia sebutkan termasuk dari padanya ialah Syaikh Usamah Bin Ladn dan Syaikh Aiman Az Zawahiri, yang kedua-duanya bukan ulama. Usamah Bin Ladn sesungguhnya bukan ulama dan tidak mempunyai latar belakang keilmuan tentang Islam sama sekali, dan dia adalah seorang insinyur, termasuk Aiman Az Zawahiri adalah ahli kimia. Mereka bukan ulama Islam dan tidak mempunyai latar belakang keilmuan dalam hal syariah Islamiyyah, ini yang di kategorikan Imam Samudera sebagai Ulama Ahlits Tsughuur.

Kemudian Imam Samudera menukil omongan Sufyan Ats Tsauri Rahimahullah, dia sebutkan bahwa Al Imam Sufyan Ats Tsauri Rahimahullah telah menyatakan: “Jika kalian menyaksikan manusia berselisih, maka hendaklah kalian mengikuti pendapat mujahidin dan Ahlits Tsughuur, karena sesungguhnya Allah berfirman Allah benar-benar memberi mereka hidayah Wal ladziina jaahadu fiina lanahdiyannahum subulana “dan mereka yang berjihad dijalan Kami maka mereka itu akan Kami tunjuki jalan-jalan Kami”. Rupanya dari pembahasan Imam Samudera ini yang dikategorikan Ahli Tsughuur ialah semua mereka yang ada di medan jihad. Sedangkan persyaratan untuk merujuk kepada Ahlits Tsughuur didalam Islam ialah ilmu bukan terminologi. Ilmu tentang Al Kitab Was Sunnah ini persyaratan utama dan pertama untuk kita merujuk kepadanya didalam memahami Islam dan juga meskipun demikian ulama yang siapapun, dam setinggi apapun tidaklah akan bisa kemudian sejajar fatwanya itu dengan Al Qur’an dan Al Hadits, sama sekali tidak bisa, karena tidak termasuk dalil agama.

Keterangan ulama itu bukan dalil, yang dinamakan dalil hanya Al Qur’an Was Sunnah. Keterangan ulama hanya membantu kita memahami dalil, sehingga Imam Malik Rahimahullah menasehatkan kepada kita Semua omongan siapapun bisa diambil dan bisa ditolak kecuali omongan orang ini sambil menunjuk kepada kuburan Rasulullah Shalallahu alaihi wa alihi wasallam”. Kecuali omongan penghuni kubur ini yaitu omongan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Aalihi Wasallam. Kalau memang itu secara ilmiah dapat dipastikan sebagai omongan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Aalihi Wasallam maka omongan itu tidak bisa ditolak.

Jadi kalau semua yang dimedan perang itu dikatakan ulama Ahlits Tsughuur dan menjadi rujukan didalam memutuskan halal dan haramnya sesuatu, ini adalah akan menjadi sumber kerancuan fitnah dalam agama. Sehingga timbul fatwa apa yang didistilahkan bom bunuh diri atau kemudian diistilahkan oleh moderator tadi bom isytisyhad; sesungguhnya ya setali tiga uang, hanya permainan kata saja untuk menghibur orang supaya tidak curiga dengan fatwa bom bunuh diri itu. Sesungguhnya ya bunuh diri juga, dimana dalam definisi Syari’ah bahwa bunuh diri itu ialah menceburkan diri didalam kematian dengan sengaja.

Maka semua orang boleh berkata apa saja yang dia mau, tetapi tanggung jawabnya di Yaumil Qiyamah nanti tentang fatwa-fatwa agama ini, sungguh dia akan dimintai pertanggung jawabannya. Dan mereka yang cuma ikut-ikutan dalam beragama, sungguh mereka akan menyesal dalam hidupnya nanti di akhirat. Allah berfirman: “Jangan kamu ikut apa yang kamu tidak ada ilmu padanya karena sesungguhnya pendengaran, pengelihatan dan akal pikiranmu (itu adalah nikmat Allah) yang Allah akan mintai pertanggung jawabanya nanti di Yaumil Qiyamah”.

Jadi dalam perkara agama ini jangan main-main dan saya sedih melihat kenyataan ini dan kelihatanya saudara Imam Samudera ini sesungguhnya ingin bermanhaj atau merujuk kepada pemahaman Salafus Shalih yakni pemahaman Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Tapi sayang akibat emosi yang tidak didukung dengan ilmu maka menjerumuskan dia kepada berbagai penyimpangan-penyimpangan pemahaman yang demikian parah dan inilah sesungguhnya bukti bahwa dosa terbesar itu ialah ketika orang yang berilmu tetapi tidak beramal dengan ilmunya atau orang yang beramal tetapi tidak didasarkan amalnya itu atas ilmu, wallahu a’lamu bis shawab.

(Disarikan dari situs http://alghuroba.org)

(ASHARI FKM)


Seratus Manusia Paling Berpengaruh Di Dunia

Nabi Muhammad SAW menempati kedudukan nomor satu daftar manusia yang paling berpengaruh dalam panggung sejarah dunia, dihitung sampai sekarang.

Hal ini dinyatakan oleh Michael H. Hart, seorang ahli astronomi dan ahli sejarah terkenal di Amerika Serikat dalam bukunya "The 100" yang terbit baru-baru Amerika Serikat.

Menurut Michael Hart, Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling berpengaruh di antara milyaran penduduk dunia, karena ia adalah satu-satunya manusia yang berhasil secara luar biasa baik dalam kegiatan keagamaan maupun pemerintahan

Daftar nama 100 orang paling berpengaruh itu selengkapnya adalah :

1. Nabi Muhammad SAW 51. Umar bin Khatab
2. Isaac Newton 52. Asoka
3. Nabi Isa 53. Sam Augustine
4. Buddha 54. Max Planck
5. Confucius 55. John Calvin
6. Saint Paul 56. William Morton
7. Thai Lun 57. William Harvey
8. Johan Gutemberg 58. Antoine Becquerel
9. Christopher Columbus 59. Greger Mendel
10. Albert Einstein 60. Joseph Lister
11. Karl Marx 61. Nicholas August Otto
12. Louis Pasteur 62. Louis Daguerre
13. Galileo Galilei 63. Joseph Stalin
14. Aristoteles 64. Rene Descartes
15. V.I. Lenin 65. Julius Caesar
16. Nabi Musa 66. Francisco Pizarro
17. Charles Darwin 67. Hernando Cortes

Bersambung..........
(ashari:fkm)

Senin, 17 November 2008

Pilih Ikan Atau Kail?

“Duh, kok kemaraunya gak berhenti-berhenti yah”, keluh Kaka si kancil.

“Iya nih”, jawab Kuri si kura-kura lirih, “kalau begini terus dua tiga hari lagi persediaan makanan kita bakal habis.”

Kaka dan Kuri memang tinggal bersama. Mereka membuat rumah yang cukup nyaman di dalam sebuah gua kecil. Di sekitar gua sejatinya banyak ditumbuhi tanaman-tanaman yang menjadi pengisi perut mereka sehari-hari. Namun sayangnya, sejak beberapa minggu terakhir ini, panas yang berkepanjangan melanda, sehingga sedikit demi sedikit tanaman yang ada mati kekeringan.

“Coba kita bisa memancing seperti pak Beri Beruang”, lanjut Kuri, “pastinya kita tidak perlu pusing seperti ini.”

BRAKKKK!!!!

Kaka tiba-tiba meloncat dari kursinya hingga tidak sengaja menjatuhkan kursi tersebut.

“Aku ada ide!”, teriak Kaka dengan semangat ‘45.

“Ada ide ya ada ide”, gerutu Kuri yang sempat jantungan gara-gara ulah Kaka tadi, “tapi jangan bikin aku mati muda dong.”

“Dengar dulu”, potong Kaka sebelum Kuri melanjutkan omelannya. “Bagaimana kalau kita minta ikan ke pak Beri? Kan seringkali dia dapat ikan banyak, yang lebih dari jatah makan perut gendutnya. Pasti bakal diberi deh.”

“Memangnya kita akan minta-minta ikan terus ke dia? Lama-lama juga pasti pak Beri gak akan mau memberi ikan ke kita.”, jawab Kuri sambil membetulkan kursi yang tadi terjatuh. Lanjutnya, “Lebih baik kita minta diajari cara memancing ikan saja.”

“Ah, tahu sendiri kan pak Beri seperti apa sifatnya”, tukas Kaka. “Galak. Bicaranya keras, tapi susah dicerna maksudnya. Mendingan minta langsung aja. Lagipula aku malas kalau harus belajar segala.”

Kaka melangkah mendekati jendela. Matanya berbinar-binar nakal.

“Nanti aku akan cari alasan yang berbeda setiap harinya agar pak Beri mau memberikan ikan kepadaku.”, katanya. “Gimana Kur, setuju tidak?”

Kuri termenung. Di satu sisi, ia membayangkan nikmatnya duduk santai di tepi jalan setapak ke sungai sambil menunggu pak Beri lewat membawa hasil pancingannya. Ia kenal Kaka sejak lama. Kawannya yang cerdas ini pasti dapat menemukan cara untuk membuat satu dua ikan pak Beri berpindah tangan.

Di sisi lain, ia tidak ingin hanya berpangku tangan dan bergantung kepada binatang lain. Ia juga ingin dapat memancing ikan sendiri sehingga tidak kebingungan apabila suatu saat kemarau datang lagi.

“Hei, kok malah melamun”, ujar Kaka sambil mendorong pelan tempurung Kuri.

“Aku tidak ikutan deh”, jawab Kuri.

“Loh kok…”

“Iya, aku ingin coba memancing saja. Pasti terasa lebih lezat kalau ikannya hasil pancinganku sendiri”.

Mata Kaka tercenung. Ia menatap tajam ke arah Kuri. Beberapa detik kemudian ia tertawa terbahak-bahak.

“HAHAHAHAH!!! Kamu bercanda kan? Memangnya kamu mau belajar darimana? Pak Beri? Bisa tambah lapar kalau kamu kelamaan ngobrol dengan dia!”, kata Kaka lantang. “Lagipula”, lanjutnya, “semua binatang di hutan ini kan tahu kalau kamu itu lambat berpikirnya.”

Kuri tersenyum mendengar sindiran Kaka.

“Biar saja”, jawabnya. Pede. “Aku yakin kalau aku berusaha pasti aku akan bisa”.

Begitulah. Keesokan harinya, Kuri mulai mengikuti dan mengamati pak Beri yang sedang memancing. Ia kemudian mencoba untuk membuat tongkat pancingnya sendiri dan menanyakan kepada pak Beri, apakah kailnya sudah benar atau belum. Dengan tekun ia berusaha memahami apa maksud perkataan pak Beri hingga akhirnya ia berhasil membuat tongkat pancing yang kuat dan kokoh.

Si kancil? Sesuai rencananya, Kaka menunggu di ujung jalan hingga pak Beri lewat dan mengiba-iba kepadanya untuk meminta seekor ikan hasil tangkapannya. Dasar cerdik, pak Beri pun tidak kuasa menolak permintaannya.

“Lihat nih,” ujar Kaka pada Kuri sesampainya di rumah, “ikan pemberian pak Beri. Besar bukan? Pasti lezat jika dibumbu rujak dan dimakan dengan sambal mangga. Mana ikanmu?”

Kuri menunjukkan kail buatannya dengan bangga.

“Nih”, katanya sambil tersenyum. “Hari ini aku memang belum bisa membawa ikan, tapi aku sudah bisa membuat tongkat pancingku sendiri.”

“Terserahlah,” tukas Kaka. “Kok mau-maunya sih repot begitu.”

Hari demi hari berlalu. Kuri terus berusaha untuk belajar tehnik memancing ikan dari pak Beri. Mulai dari memilih umpan, mencari tempat yang banyak ikannya, hingga cara menarik ikan agar tidak terlepas dari kaitannya. Kaka pun melalui hari-harinya dengan seribu satu alasan untuk dapat menaklukkan hati pak Beri.

Lama kelamaan, pak Beri pun jenuh. Ia tidak mau lagi memberikan ikannya kepada Kaka meskipun Kaka sudah memohon sambil berguling-guling di tanah. Sebaliknya, Kuri semakin ahli dalam memancing dan sudah dapat menangkap ikan sendiri. Melihat Kaka yang menangis tersedu-sedu karena tidak mendapatkan makanan hari itu, Kuri pun membagikan ikan hasil tangkapannya pada Kaka.

“Tuh kan, benar yang aku bilang”, kata Kuri bijak. “Lebih baik kita berusaha sendiri daripada selalu bergantung kepada orang lain. Meskipun kelihatannya susah, jika terus mencoba, pasti kita akan bisa.”

Kaka mengangguk perlahan. Kali ini dia setuju dengan pendapat Kuri.

Dongeng Motivasi :Rufi Si Rusa

— 15 menit sebelum bendungan jebol, di pinggir danau yang terletak di dataran bawah air terjun –

Rufi Rusa melangkahkan keempat kakinya dengan santai menyusuri pinggiran danau yang berair jernih dan banyak ikannya itu. Pandangannya terarah pada seekor kupu-kupu bersayap biru dengan garis-garis kemilau keemasan yang sedang terbang rendah di atas air. Jelas bukan sekali dalam hidupnya ia menemui kupu-kupu di sekitar gua tempat ia tinggal beserta kelompok rusa yang lain itu, namun entah kenapa, ia tidak pernah jemu mengagumi keanggunannya.

“Sedang mengamati kupu-kupu lagi, Rufi?”

Rufi menoleh ke belakang. Tampak Kakek Tore Rusa berjalan menghampirinya. Kakek Tore adalah rusa tua yang mengasuhnya sejak kecil, sejak ia ditinggal pergi oleh kedua rusa tuanya. Baginya, kakek Tore adalah sosok ayah sekaligus ibu yang selalu menjaganya.

“Iya, kek”, jawab Rufi. Ia geser sedikit tubuhnya ke kanan, memberi ruang bagi Kakek Tore untuk berdiri di sampingnya.

Kakek Tore menghentikan langkahnya. Ia berdiri sekitar 50cm di sebelah kiri Rufi. Kepalanya ia tengadahkan, menatap arah kupu-kupu biru yang tadi diperhatikan si Rufi. Kupu-kupu tadi sekarang sedang bercengkrama di udara dengan seekor burung gereja.

“Tahukah kamu berapa lama kupu-kupu itu bisa hidup Rufi?”

Rufi sedikit kaget karena kakek Tore tiba-tiba mengajukan pertanyaan kepadanya.

“Tiga tahun?”, tebak Rufi. Asal.

Kakek Tore menggeleng.

“Kebanyakan kupu-kupu hanya bisa bertahan hidup selama 2 hingga 14 hari.”

Kali ini Rufi benar-benar kaget. “Sungguh?”, ujarnya.

“Ya”, jelas sang kakek, “walaupun tidak semua. Ada beberapa spesies yang bisa hidup selama beberapa minggu atau berbulan-bulan. Namun secara keseluruhan ya itu tadi, umur mereka pendek”.

Rufi terdiam. Ia tidak menyangka binatang seindah dan seanggun kupu-kupu biru tadi hanya bisa menikmati dunia dalam waktu yang tidak lama. Ia tidak bisa membayangkan, apa jadinya jika ia ditakdirkan memiliki siklus hidup yang pendek seperti mereka.

Seolah mengerti apa yang sedang dipikirkan Rufi, kakek Tore sengaja berdiam diri. Membiarkan Rufi larut dalam pikiran dan bayangannya.

Samar-samar terdengar suara lengkingan dari langit. Tak berapa lama kemudian, muncul Eli Elang, melesat dengan cepat dari arah air terjun, dan berputar-putar di atas danau sambil berteriak, “AWASSSS!!!! BENDUNGAN AMBRUKKK!!!! SEGERA MENYINGKIR DARI DEKAT AIR TERJUN!!!!”

Rufi dan kakek Tore tersentak. Reflek mereka menatap ke arah air terjun. Memang benar, terasa ada sedikit suara gemuruh air dari arah sungai di dataran atas. Kakek Tore segera memerintahkan Rufi untuk memberitahu dan membantu rusa-rusa lainnya yang berada di dekat air terjun untuk segera menyingkir. Perintah ini ditanggapi dengan sigap oleh Rufi.

Semenit kemudian limpahan air bendungan menerjang bebatuan di pinggir air terjun dan menghujani danau di bawahnya dengan deras.


“Siapa itu?”, tanya Rufi.

“Entahlah”, jawab Rena, rusa betina, cucu dari kakek Tore. Usianya sepantaran dengan Rufi.

“Kita menemukannya di pinggir danau, badannya basah kuyup, sepertinya ia terseret arus bendungan dan terhempas dari atas air terjun”, lanjut Rena.

“Wah, malang sekali nasib musang itu. Ia tidak luka parah kan?”

“Itu hebatnya. Tubuhnya sepertinya hanya mengalami lecet-lecet saja. Sekarang Tombi sedang merawat luka-lukanya dan mengusahakan agar ia cepat siuman”, Rena menjawab sembari mengarahkan hidung mungilnya ke arah Tombi, rusa gemuk yang handal masalah kedokteran. Kabarnya ia pernah mengikuti kursus kilat perawat di masa kuliah dulu.

“Baguslah kalau begitu. Kamu sendiri tidak apa-apa, Rena?”

“Aku baik-baik saja. Begitu mendengar Eli Elang berteriak tadi, aku langsung cepat-cepat menyingkir dari danau.”

Rufi menghela nafas lega. Namun tatapannya tetap tidak lepas dari musang yang baru saja diselamatkan oleh Rena dan kawan-kawannya. Entah kenapa, ia merasa penasaran.



bersambung…

PENGERTIAN SUNNAH

Sunnah itu memiliki penganut. Dan para penganutnya memiliki aqidah atau keyakinan dan selalu bersatu di atas kebenaran. Maka sudah sepantasnya penulis memaparkan di sini pengertian dari ketiga kata tersebut : Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Pengertian Aqidah Secara Bahasa Dan Menurut Istilah Aqidah secara bahasa diambil dari kataaqad yakni ikatan dan buhulan yang kuat. Bisa juga berarti teguh, permanent, saling mengikat dan rapat. Bila dikatakan tali itu di-’aqad-kan, artinya diikat. Bisa juga digunakann dalam ikatan jual beli atau perjanjian. Meng-’aqad sarung, berarti mengikatnya dengan kuat. Kata aqad adalah lawan dari hall (melepas/mengurai)[1].

Pengertian aqidah menurut istilah adalah : Bahwa aqidah itu digunakan dalam arti iman yang teguh, kokoh dan kuat yang tidak akan terasuki oleh keragu-raguan. Yakni keyakinan yang menyebabkan seseorang itu diberi jaminan keamanan, hati dan nuraninya terikat pada keyakinan itu, lalu dijadikan sebagai madzhab dan agamanya. Apabila iman yang teguh, kokoh, kuat dan pasti itu benar, maka aqidah seseorang juga menjadi benar, seperti aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Kalau keimanan itu batil, maka aqidah pemiliknya juga batil, seperti aqidah yang dimiliki oleh kelompok-kelompok sesat. [2]

Pengertian Ahlus Sunnah
Sunnah secara bahasa artinya adalah jalan atau riwayat hidup, baik ataupun buruk. [3] Sementara sunnah menurut istilah para ulama aqidah Islam adalah petunjuk yang dijalani oleh Rasulullah dan para sahabat beliau ; dalam ilmu, amalan, keyakinan, ucapan dan perbuatan. Itulah ajaran sunnah yang wajib diikuti dan dipuji pelakunya, serta harus dicela orang yang meninggalkannya. Oleh sebab itu dikatakan ; si Fulan temasuk Ahlus Sunnah. Artinya, ia orang yang mengikuti jalan yang lurus dan terpuji.[4]

Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah menyatakan : “Sunnah adalah jalan yang dilalui, termasuk diantaranya adalah berpegang teguh pada sesuatu yang dijalankan oleh Rasulullah Shallallahualaihi wa sallam dan para Al-Khulafa Ar-Rasyidun, berupa keyakinan, amalan dan ucapan. Itulah bentuk sunnah yang sempurna”. [Jami'ul Ulumiwal Hikam I : 120]

Syaikhul Islam Ibnu Timiyah rahimahullah menyatakan : “Sunnah adalah sesuatu yang ditegakkan di atas dalil syari’at, yakni ketaatan kepada Allah dan RasulNya, baik itu perbuatan beliau, atau perbuatan yang dilakukan di masa hidup beliau, atau belum pernah beliau lakukan dan tidak pula pernah dilakukan di masa hidup beliau karena pada masa itu tidak ada hal yang mengharuskan itu dilakukan pada masa hidup beliau, atau karena ada hal yang menghalanginya”.[Majmu' Al-Fatawa oleh Ibnu Taimiyah XXI : 317]

Dengan demikian perngertian itu, berarti adalah mengikuti jejak Rasulullah secara lahir dan batin, dan mengikuti jalan hidup orang-orang terdahulu dari generasi awal umat ini dari kalangan Al-Muhajirin dan Al-Anshar. [Refernsi sebelumnya III : 157]

Pengertian Jama’ah
Jama’ah secara bahasa diambil dari kata dasar jama’a (mengumpulkan). Dari akar kata itulah muncul kata-kata semacam ijma’ (kesepakatan) dan ijtima’ (pertemuan), lawan kata dari tafarruq (perpisahan).

Ibnu Faris menyatakan : “Huruf Jim, Mim danAin berasal dari satu kata dasar yang menunjukkan pengumpulan sesuatu. Saya menjamak sesuatu artinya mengumpulkannya sedemikian rupa”.[5]

Sementara Jama’ah menurut istilah ulama aqidah Islam yang tidak lain adalah generasi As-Salaf dari umat Islam dari kalangan sahabat, tabi’in dan yang mengikuti jejak mereka hingga hari Kiamat, yang mereka bersatu dalam kebenaran yang jelas dari Kitabullah dan Sunnah Rasul. [6]

Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahuanhu menyebutkan : “Jama’ah adalah sesuatu yang bersesuaian dengan kebenaran meski hanya engkau seorang diri

Nu’aim bin Hammad menyatakan : “Yakni apabila jama’ah kaum muslimin sudah rusak, hendaknya engkau berpegang pada sesuatu yang dilaksanakan oleh jama’ah itu sebelum ia rusak, meski hanya engkau seorang diri. Karena pada saat itu, engkaulah jama’ah itu sendiri”. [7]

[Disalin dari kitab Nurus Sunnah wa Zhulumatul Bid'ah Fi Dhauil Kitabi was Sunnah, Edisi Indonesia Mengupas Sunnah, Membedah Bid'ah, Penulis Dr Said bin Ali bin Wahf Al-Qahthani, Penerbit Darul Haq

Kasus Demam Berdarah Dengue

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan lingkungan yang cenderung meningkat jumlah penderita dan semakin luas daerah penyebarannya, sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk.Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus. Aedes aegypti lebih berperan dalam penularan penyakit ini, karena hidupnya didalam dan di sekitar rumah, sedangkan Aedes albopictus di kebun,sehingga lebih jarang kontak dengan manusia (Depkes RI , 1992 a). Virus Dengue terbagi atas empat tipe, yaitu: DEN 1, DEN 2, DEN 3 dan DEN 4. Virus tersebut termasuk dalam group B Arthropod borne viruses (arboviruses). Keempat type virus tersebut telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia antara lain Jakarta dan Yogyakarta. Virus yang banyak berkembang di masyarakat adalah virus dengue dengan tipe satu dan tiga.

Kasus penyakit ini pertama kali ditemukan di Manila, Filipina pada tahun 1953.Kasus di Indonesia pertama kali dilaporkan terjadi di Surabaya dan Jakarta dengan jumlah kematian sebanyak 24 orang.Beberapa tahun kemudian penyakit ini menyebar ke beberapa propinsi di Indonesia, dengan jumlah kasus sebagai berikut :

- Tahun 1996 : jumlah kasus 45.548 orang, dengan jumlah kematian
sebanyak 1.234 orang.
- Tahun 1998 : jumlah kasus 72.133 orang, dengan jumlah kematian
sebanyak 1.414 orang (terjadi ledakan)
- Tahun 1999 : jumlah kasus 21.134 orang.
- Tahun 2000 : jumlah kasus 33.443 orang.
- Tahun 2001 : jumlah kasus 45.904 orang
- Tahun 2002 : jumlah kasus 40.377 orang.
- Tahun 2003 : jumlah kasus 50.131 orang.
- Tahun 2004 : sampai tanggal 5 Maret 2004 jumlah kasus sudah
mencapai 26.015 orang, dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang.

Khusus penderita DBD di Jakarta Utara meningkat 300 persen: total penderita DBD mencapai 201 orang, empat diantaranya meninggal dunia. (Jakarta Utara, pada 2002 mencatat 24 penderita DBD dengan korban meninggal satu orang, pada 2003 mencatat 59 penderita dengan korban meninggal dua orang). Penderita demam berdarah dengue atau DBD di Jakarta Utara tahun ini hingga September meningkat dibandingkan periode sama tahun lalu. Tahun ini korban tewas 10 orang, atau meningkat tiga kasus.Kepala Suku Dinas Kesehatan Masyarakat Jakarta Utara Paripurna Harimuda mengatakan, dari Januari hingga September 2007 ada 3.333 penderita DBD. Dari jumlah itu, 10 orang meninggal. Pada 2006, penderita yang meninggal karena DBD hanya 7 orang. Dari 31 kelurahan, penderita di Kelurahan Sunter Agung merupakan yang terbesar yakni ada 345 kasus disusul Kelurahan Penjaringan ada 205 kasus. Paling rendah di Kelurahan Kamal Muara yakni 8 kasus. DBD.Dari pengamatan di lapangan, persoalan paling pokok di Jakarta Utara adalah lingkungan yang kumuh, kurangnya tindakan fogging, dan masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyebab DBD dan cara tepat untuk menanggulanginya.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka pengendalian vektor sebagai salah satu upaya pemberantasan DBD masih merupakan upaya utama yang dilakukan guna memutus rantai penularan. Pengendalian vektor secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan insektisida yang diaplikasikan secara .space spraying. yakni pengkabutan (thermal fogging) dan Ultra Low Volume (cold fogging).Insektisida Malathion yang termasuk golongan organofosfat sudah digunakan sejak tahun 1972 di Indonesia (Sudyono, 1983).Selain itu insektisida Bendiocarb dari golongan karbamat dengan formulasi ULV juga pernah diuji coba (Hadi, et.al., 1993).Namun sekarang nyamuk Ae aegypti telah banyak yang resisten terhadap jenis insektisida tertentu khususnya insektisida yang berbahan aktif lambdacyhalothrin Oleh karena itu perlunya dilakukan uji coba beberapa insektisida golongan pyrethroid sintetik terhadap vektor DBD Aedes aegypti yang dibandingkan dengan Malathion (Malathion 95%)guna menemukan insektisida yang ampuh dalam mengendalikan berbagai serangga pengganggu kesehatan. Insektisida tersebut masing-masing mempunyai kandungan bahan aktif alphacypermethrin (Fendona 30 EC); cypermethrin (Cynoff 25 ULV); lamdacyhalothrin (ICON25 EC)

Apakah anemia itu?

Anemia adalah turunnya kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam darah.

Bagaimana cara mendeteksi anemia?

Anemia biasanya sudah dapat dideteksi dengan pemeriksaan darah lengkap di laboratorium.

Apakah pemeriksaan darah lengkap?

Pemeriksaan darah lengkap adalah pemeriksaan yang dilakukan pada darah manusia dengan menghitung seluruh komponen pembentuk darah. Saat ini pemeriksaan darah lengkap dilakukan dengan menggunakan mesin khusus. Komponen pembentuk darah antara lain :

  • Sel darah merah (RBC).
  • Hematokrit.
  • Hemoglobin.
  • Sel darah putih (WBC).
  • Komponen sel darah putih.
  • Trombosit/Platelet.

Hanya tiga teratas dari keenam komponen darah ini yang berperanan dalam mendeteksi terjadinya anemia.

Apakah arti nilai hitung sel darah merah?

Sel darah merah (RBC) merupakan komponen darah yang terbanyak dalam satu mililiter darah. Setiap orang memiliki jutaan bahkan miliaran sel darah merah dalam tubuhnya. Penghitungan sel darah merah digunakan untuk menentukan apakah kadar sel darah merah rendah (anemia) atau tinggi (polisitemia).

Pada perhitungan sel darah merah, akan dinilai jumlah dan ukuran dari sel darah merah. Bentuk sel darah merah pun akan dievaluasi di bawah mikroskop. Segala informasi mulai dari jumlah, ukuran dan bentuk dari sel darah merah akan berguna dalam mendiagnosa suatu anemia. Juga pada pemeriksaan ini dapat diketahui jenis anemia berikut kemungkinan penyebabnya.

Apakah yang dimaksud dengan hematokrit?

Nilai hematokrit merupakan cara yang paling sering digunakan untuk menentukan apakah jumlah sel darah merah terlalu tinggi, terlalu rendah atau normal. Hematokrit sejatinya merupakan ukuran yang menentukan seberapa banyak jumlah sel darah merah dalam satu mililiter darah atau dengan kata lain perbandingan antara sel darah merah dengan komponen darah yang lain.

Bagaimana menghitung jumlah hematokrit?

Hematokrit dapat dihitung dengan mengambil sampel darah pada jari tangan atau diambil langsung pada vena yang terletak pada lengan.

Sel darah merah yang terdapat dalam sampel kemudian diendapkan dengan cara memutarnya menggunakan alat sentrifugal. Endapan ini kemudian di presentasekan dengan jumlah keseluruhan dari darah yang terdapat dalam tabung, nilai inilah yang dinamakan nilai hematokrit.

Apakah hemoglobin itu?

Hemoglobin adalah pigmen yang membuat sel darah berwarna merah yang pada akhirnya akan membuat darah manusia berwarna merah. Menurut fungsinya, hemoglobin merupakan media transport oksigen dari paru paru ke jaringan tubuh. Seperti kita ketahui bersama, oksigen merupakan bagian terpenting dari metabolisme tubuh untuk menghasilkan energi. Hemoglobin juga berfungsi membawa karbondioksida hasil metabolisme dari jaringan tubuh ke paru paru untuk selanjutnya dikeluarkan saat bernafas.

Apakah arti dari kadar hemoglobin yang rendah?

Orang dengan kadar hemoglobin yang rendah disebut dengan istilah anemia. Saat kadar hemoglobin rendah maka jumlah sel darah merah pun akan rendah. Demikian pula halnya dengan nilai hematokrit.

Apa akibatnya bila terjadi anemia?

Transportasi oksigen akan terganggu dan jaringan tubuh orang yang anemia akan mengalami kekurangan oksigen guna menghasilkan energi.

Bagaimana gejala anemia?

Orang yang mengalami anemia akan merasa cepat lelah, lemas, pucat, gelisah dan terkadang sesak.

Apa yang menyebabkan anemia?

Berikut adalah beberapa penyebab anemia yang paling sering ditemukan.

Kekurangan zat besi

Perempuan akan lebih mudah menderita anemia bila dibandingkan dengan laki laki karena perempuan mengalami kehilangan darah tiap bulan saat menstruasi. Perempuan juga rentan mengalami kekurangan zat besi.

Pada orang dewasa, kekurangan zat besi sering disebabkan oleh karena kehilangan darah khronis seperti menstruasi. Kehilangan darah khronis juga bisa disebabkan oleh karena kanker terutama kanker pada usus besar.

Anemia juga bisa disebabkan oleh karena perdarahan usus yang disebabkan oleh karena konsumsi obat obatan yang mengiritasi usus.Obat yang termasuk golongan ini terutama obat NSAID.

Pada bayi dan anak anak, anemia kekurangan zat besi biasanya disebabkan karena kurangnya asupan makanan yang mengandung zat besi.

Perdarahan

Perdarahan yang banyak saat trauma baik di dalam maupun di luar tubuh akan menyebabkan anemia dalam waktu yang relatif singkat. Perdarahan dalam jumlah banyak biasanya terjadi pada maag khronis yang menyebabkan perlukaan pada dinding lambung.

Genetik

Kelainan herediter atau keturunan juga bisa menyebabkan anemia. Kelainan genetik ini terutama terjadi pada umur sel darah merah yang terlampau pendek sehingga sel darah merah yang beredar dalam tubuh akan selalu kekurangan. Anemia jenis ini dikenal dengan nama sickle cell anemia. Gangguan genetik juga bisa menimpa hemoglobin yang mana produksi hemoglobin menjadi sangat rendah. Kelainan ini kita kenal dengan nama thalasemia.

Kekurangan vitamin B12

Anemia yang diakibatkan oleh karena kekurangan vitamin B12 dikenal dengan nama anemia pernisiosa.

Kekurangan asam folat

Kekurangan asam folat juga sering menyebabkan anemia terutama pada ibu ibu yang sedang hamil.

Pecahnya dinding sel darah merah

Anemia yang disebabkan oleh karena pecahnya dinding sel darah merah dikenal dengan nama anemia hemolitik. Reaksi antigen antibodi dicurigai sebagai biang kerok terjadinya anemia jenis ini.

Gangguan sumsum tulang

Sumsum tulang sebagai pabrik produksi sel darah juga bisa mengalami gangguan sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik dalam menghasilkan sel darah merah yang berkualitas. Gangguan pada sumsum tulang biasanya disebabkan oleh karena mestatase sel kanker dari tempat lain.

Penyebab anemia yang lain masih banyak, cuma karena keterbatasan tempat maka saya hanya menulis yang sering dijumpai saja.

Bagaimana mengobati anemia?

Seperti halnya penyakit lain, pengobatan anemia juga harus ditujukan pada penyebab terjadinya anemia. Misalnya anemia yang disebabkan oleh perdarahan pada usus maka perdarahan itu harus kita hentikan untuk mencegah berlanjutnya anemia. Jika memang diperlukan, operasi dapat dilakukan pada keadaan tertentu.

Suplemen besi diperlukan pada anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan zat besi. Pemberian suntikan vitamin B12 diperlukan untuk mengkoreksi anemia pernisiosa. Transfusi darah merupakan pilihan untuk anemia yang disebabkan oleh perdarahan hebat.

Minggu, 16 November 2008

Pentingnya Perubahan Dunia

Perubahan harus dimulai dari sekarang,hal yang lebih kecil dan menyangkut semua aspek kehidupan